Thursday, October 9, 2014

Berkeluh Kesah?

Kesendirian bagiku selalu mencekam. Tapi tidak kali ini. Aku belajar banyak dari kesendirian, dari jarak dan perbedaan waktu. Belajar memahami kelemahan dan ruang kosong yang ada pada diri. Belajar bahwa sesungguhnya aku tidak pernah berubah, mungkin tidak banyak.

Aku masih saja diliputi kecemasan, kepalaku dipenuhi oleh ide-ide skeptis mengenai kehidupan, dan tentu saja tentang kehidupan personal. Tidak puas rasanya memiliki seseorang yang begitu baik, dewasa, cerdas, menawan. Ketakutanku menggerogoti diri, mengirimkan signal untuk berjaga-jaga, bahwa sesungguhnya semua ini hanya mimpi. Semuanya tidak pernah seindah kehidupan orang lain. Bahwa waktu begitu lambat bergulir dan bahwa hubungan ini tidak berkembang layaknya hubungan orang lain.

Tapi hari ini lain. Aku sadar betul pentingnya bersyukur. Kehidupan si T mungkin dipenuhi banyak manusia-manusia menarik. Hubungan si B dengan pasangannya begitu dewasa. Waktu bergulir cepat untuk si A dan si B sehingga setidaknya masa depan yang membahagiakan bagi mereka bisa diperkirakan dan membuat keduanya tidak perlu cemas lagi.

Memang, aku terus bertanya-tanya apakah kami bisa terus menjalani ini semua, ataukah ia bisa diajak bicara dewasa tentang apa saja. Karena aku tidak ingin terkesan mendorong-dorong dirinya karena tergesa-gesa ingin menikah. Tapi ada banyak pertanyaan di kepalaku yang ingin aku lontarkan. Dan aku tidak ingin menunggu waktu mengungkapkan segalanya. Karena tidak semua hal bisa dimunculkan oleh waktu.

Sampai aku menemukan fakta baru yang mengejutkan. Seorang teman lama di negeri kincir angin sudah punya anak. Tetapi tidak punya pekerjaan, sehingga tidak mungkin untuk menikah.

Tinggal di Indonesia mungkin terasa menyengat. Hidup di negara lain memang lebih menggiurkan. Tetapi semuanya ada di sini. Kesempatan untuk hidup dengan baik, bahkan untuk mengejar ilmu tanpa biaya sepeser pun. Negara ini, dengan segala kelebihan dan kekurangannya masih bisa menawarkan kesempatan, unlike some countries.

Jadi mengapa berkeluh kesah? As much as I hate some part of the works, I still have a job. As much as I hate being away (because I just realized how I need to have a constant physical meeting and interaction), I still have the best boyfriend in the world.


So yes, this ‘vacant’ time between us, it’s good to know if we’re meant for each other. If we really need each other.

No comments: