Monday, January 28, 2013

Are We ?


Now that I have almost finished reading a beautiful writing from Eric and Leslie Ludy titled “When God Writes Your Love Story” and just glanced through a scene from Just Alvin talk show about the story of Habibie and Ainun, my head is full of questions. Will the guy I share my life with now be the one I will spend the rest of my life with? The idea of having a godly guy, who represents Christ through each aspect of his life, along with the blessing of families and friends keep on smashing my blood cells.

This feeling inside is so huge that I cannot escape from. I see a Christ through him, a very rare image I hardly found on guys these days. But I do sense a Christlike personality through him, in his own beautiful way, which I love dearly. Yet the question remains intimate. Are we destined together? 

Wednesday, January 23, 2013

Campur Aduk

Aku dimakan cemburu. Yang tidak karuan-karuan. Aku tidak pernah menyesal bersama dirinya. Tetapi hati ini kacau juga dibuatnya. Cerita-cerita yang tidak pernah simpatik, pujian-pujian yang dia haturkan untuk yang lain, membuatku makan hati, tidak lain. 

I know I have taken him for granted. I am full of regrets. Why things gone complicated this far?

Ibuk



Ibuk mengajarkan saya mengenai makna baru kesederhanaan. Yaitu bahwa kesederhanaan tidak pernah sesungguhnya menghilangkan kebersamaan, harapan, ataupun iman. Justru sebaliknya, kesederhanaan menciptakan ruang yang kian meluas dan mendalam di hati untuk dapat merasakan suka duka yang begitu lekat pada kehidupan.

Iwan Setyawan menggunakan kesederhanaan itu dalam melantunkan ceritanya. Bukan dengan bahasa yang rumit, pemikiran yang menabrak dinding-dinding kepercayaan manusia, atau cerita megah ala kapitalis. Dengan jujur, Iwan menuliskan kisah hidupnya, kesederhanaan yang terus menemani dia dan anggota keluarganya menempa diri menjadi mereka yang sekarang ini. 

Mimpi yang juga sederhana, berbagi inspirasi bagi anak-anak supir angkot lainnya. Terlalu menyentuh hati, segala kesederhanaan itu. 

Profisiat untuk Iwan Setyawan. 

Berikut adalah sepenggal bait yang begitu lirih saya rasakan,

"Rasa cinta itu kadang semakin jernih ketika kita terpisah. Rasa cinta itu bisa tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan yang berliku, lewat kegelapan dan air mata. Rasa cinta yang seperti itu sejatinya akan menjadikan kita kuat."

Monday, January 21, 2013

Laziness

I used to work very hard. Day and night. Juggling my time between one activities and another. Yet, I realize that the more I age, the worse I have become. I have become this lazy-ass who barely do anything within a day. Sadly, but it is true. 

Saturday, January 5, 2013

Wednesday, January 2, 2013

2013, Here We Come


Ada perasaan yang berbeda ketika kami membuka tahun yang baru ini. Pertengkaran yang sudah menjadi lagu lama, hari ini menguapkan secercah cahaya bagi hubungan ini ke depannya. Setidaknya, begitulah yang kurasakan. Aku menikmati kebahagiaan itu. Aku menikmati kebersamaan dengan dirinya. Aku merasakan cinta yang sesungguhnya. Cinta yang tidak egois, cinta yang begitu pengertian dan sejuk mendamaikan hati. Cinta yang selama ini tertutup oleh emosi panas dan debu arogansi.

Kami belajar terbuka. Meluapkan segala perasaan di hati. Lebih dari yang sebelumnya kami miliki. Aku harap itu yang jujur dari lubuk hati terdalam. Aku harap itu yang benar-benar terjadi. Bukan rekayasa, seperti yang selama ini sering keluar dari bibirnya, atau yang ia anggap keluar dari bibirku. Aku berharap rasa percaya itu bisa menyeruak masuk ke dalam hati kecilnya. Hingga ia tahu betapa aku jatuh hati padanya. Dan betapa aku begitu total menyerahkan segalanya.

Namun aku menyadari betapa duri-duri itu menggerogoti daging. Ada begitu banyak peristiwa mengecewakan yang melintas di waktu belakang. Sejarah yang tak mungkin kami perbaiki karena telah lampau. Hati kami dibuat kalut olehnya, seolah serangan fajar baru saja menerjang. Sakit sama dirasa. Perih dan sesal memenuhi jiwa, walau tiada kata dapat meraba apa yang sesungguhnya menusuk batin.

Hidup ini tidak mudah. Sebagian orang memilih untuk menjalaninya dengan penuh tanggung jawab. Sebagian lagi tidak. Aku termasuk pada sebagian yang kedua. Dan aku harus menanggung risikonya. Tapi dia tidak. Dan tidak sepatutnya.