Wednesday, January 23, 2013

Ibuk



Ibuk mengajarkan saya mengenai makna baru kesederhanaan. Yaitu bahwa kesederhanaan tidak pernah sesungguhnya menghilangkan kebersamaan, harapan, ataupun iman. Justru sebaliknya, kesederhanaan menciptakan ruang yang kian meluas dan mendalam di hati untuk dapat merasakan suka duka yang begitu lekat pada kehidupan.

Iwan Setyawan menggunakan kesederhanaan itu dalam melantunkan ceritanya. Bukan dengan bahasa yang rumit, pemikiran yang menabrak dinding-dinding kepercayaan manusia, atau cerita megah ala kapitalis. Dengan jujur, Iwan menuliskan kisah hidupnya, kesederhanaan yang terus menemani dia dan anggota keluarganya menempa diri menjadi mereka yang sekarang ini. 

Mimpi yang juga sederhana, berbagi inspirasi bagi anak-anak supir angkot lainnya. Terlalu menyentuh hati, segala kesederhanaan itu. 

Profisiat untuk Iwan Setyawan. 

Berikut adalah sepenggal bait yang begitu lirih saya rasakan,

"Rasa cinta itu kadang semakin jernih ketika kita terpisah. Rasa cinta itu bisa tumbuh subur di tempat yang asing dan jauh. Rasa cinta itu tumbuh lewat jalan yang berliku, lewat kegelapan dan air mata. Rasa cinta yang seperti itu sejatinya akan menjadikan kita kuat."

No comments: