Sunday, May 20, 2012

Serangan Rindu


Rindu memang belum sampai mendatangkan penyakit pada tubuhku; aku masih dapat mengandalkan rasio ku untuk itu. Tetapi itu tidak berarti rindu itu tidak cukup besar, sayang. Justru sebaliknya. Rindu itu bergemuruh, merasuki tulang dan dagingku, darahku, dan paru-paruku; mendorongku berteriak hingga gemanya mampu menghampirimu, dan menyampaikan perasaan itu.  

Pagi ini, layaknya pagi-pagi kemarin. Kamu adalah orang pertama yang kuingat, setelah sebelumnya menjadi yang terakhir menemani imaji dalam kepala. Tiada hari aku lalui tanpa bergulat dengan diriku yang lain; si pesimis dan rendah diri yang sibuk mempertanyakan segalanya.

Kamu mungkin tidak tahu itu. Biarpun tahu, tidak akan peduli. Bagimu ini hanya sebuah permainan. Jikapun sebuah kebenaran, kamu tidak berpusing-pusing karena kamu bukan aku. Aku dengan segala problematika hidupku. Kamu tetap kamu. Kamu dengan segala kesibukanmu. Tidak ada kita.

Tidak ada.