Sepuluh tahun pergulatan Dewi “Dee” Lestari menjadi penulis di tengah kesibukannya bermusik akhirnya termunculkan dalam Filosofi Kopi, yang berisikan kumpulan prosa dan cerita yang dipaparkannya secara ringan namun tajam, jujur namun menyentuh. Uraian-uraian mengenai emosi yang begitu manusiawi terbaca lewat karyanya ini.
Aku bukan siapa-siapa untuk menilai, tapi melihat tulisan-tulisannya, aku merasakan adanya pencarian jati diri yang sesungguhnya dalam jiwa Dee. Dia mencari bentuk, rupa, dan aroma yang tepat bagi hasil pemikirannya yang kemudian dituangkannya dalam karya demi karya.
Kekuatan yang kutemukan dalam tulisannya terletak pada daya imajinasi yang begitu intens terasa, yang kemudian dibuatnya bersinergi dengan kemampuan Dee menerjemahkan setiap imajinasi ke dalam metafora, yang dapat ditangkap panca indra dan emosi manusia. Tidak hanya itu, Dee juga mampu menciptakan benang merah dari metafora-metafora yang dilahirkannya. Kekuatan inilah yang membuatnya berdiri tegak di arus kesusasteraan Indonesia dewasa ini.
Filosofi Kopi memberikan seberkas cahaya baru tentang pergumulan manusia di tengah himpitan zaman yang semakin menjadi-jadi.
No comments:
Post a Comment