Satu hal yang pasti adalah anugerah dari Tuhan yang terus mengalir, terlepas dari kondisi yang kami alami sekeluarga.
Hari ini saya menyadari betapa berharganya keluarga. Betapa mahalnya kebersamaan.
Natal telah berubah dari sebuah momen perayaan, kepada momen refleksi. Titik kedewasaan di mana saya tidak lagi sibuk memikirkan hadiah, atau makan malam mewah.
Justru apa yang salah, apa yang benat, apa yang perlu saya perbaiki dan lakukan ke depan --itulah yang jadi fokus dalam natal kali ini.
Merasakan bagaimana sesungguhnya Tuhan berusaha mengetuk hati saya, merelakan diri untuk menjadi manusia demi menggandeng tangan saya melewati masa-masa yang sulit.
Menjadi kekasih yang setia, yang tidak lekang oleh waktu, dan sebaliknya menawarkan kekekalan.
Natal kali ini memang tidak didekasikan untuk gemerlap yang tidak perlu, tetapi justru ketika kesederhanaan itu muncul, di situlah saya merasakan betul sentuhan kasih Tuhan yang tiada tara. Sukacita yang sesungguhnya.
Ada begitu banyak momen kehilangan, sakit, penderitaan, dan lainnya. Tapi semua yang terjadi hanyalah menguatkan saya untuk menerima dan berserah.
Jujur, saya masih ingin terus bertanya apa yang benar-benar terjadi pada hidup saya sekeluarga. Mengapa hal ini dan itu terjadi, dan bukan hal lain yang lebih menyenangkan. Mengapa juga saya sampai pada titik ini.
Tapi saya belajar untuk meyakini penyertaan Tuhan yang tidak kenal lelah. Dan mensyukuri semua itu.
Terima kasih, Tuhan, untuk satu tahun yang penuh pelajaran penting. Terima kasih untuk kesetiaan yang begitu rupa, pengasihan yang tidak pernah habis.
Ubahlah hidup saya untuk menjadi lebih berarti.
No comments:
Post a Comment