Kesendirian
bagiku selalu mencekam. Tapi tidak kali ini. Aku belajar banyak dari
kesendirian, dari jarak dan perbedaan waktu. Belajar memahami kelemahan dan
ruang kosong yang ada pada diri. Belajar bahwa sesungguhnya aku tidak pernah
berubah, mungkin tidak banyak.
Aku
masih saja diliputi kecemasan, kepalaku dipenuhi oleh ide-ide skeptis mengenai
kehidupan, dan tentu saja tentang kehidupan personal. Tidak puas rasanya
memiliki seseorang yang begitu baik, dewasa, cerdas, menawan. Ketakutanku
menggerogoti diri, mengirimkan signal untuk berjaga-jaga, bahwa sesungguhnya
semua ini hanya mimpi. Semuanya tidak pernah seindah kehidupan orang lain. Bahwa
waktu begitu lambat bergulir dan bahwa hubungan ini tidak berkembang layaknya
hubungan orang lain.
Tapi
hari ini lain. Aku sadar betul pentingnya bersyukur. Kehidupan si T mungkin
dipenuhi banyak manusia-manusia menarik. Hubungan si B dengan pasangannya
begitu dewasa. Waktu bergulir cepat untuk si A dan si B sehingga setidaknya
masa depan yang membahagiakan bagi mereka bisa diperkirakan dan membuat
keduanya tidak perlu cemas lagi.
Memang,
aku terus bertanya-tanya apakah kami bisa terus menjalani ini semua, ataukah ia
bisa diajak bicara dewasa tentang apa saja. Karena aku tidak ingin terkesan
mendorong-dorong dirinya karena tergesa-gesa ingin menikah. Tapi ada banyak
pertanyaan di kepalaku yang ingin aku lontarkan. Dan aku tidak ingin menunggu
waktu mengungkapkan segalanya. Karena tidak semua hal bisa dimunculkan oleh
waktu.
Sampai
aku menemukan fakta baru yang mengejutkan. Seorang teman lama di negeri kincir
angin sudah punya anak. Tetapi tidak punya pekerjaan, sehingga tidak mungkin
untuk menikah.
Tinggal
di Indonesia mungkin terasa menyengat. Hidup di negara lain memang lebih
menggiurkan. Tetapi semuanya ada di sini. Kesempatan untuk hidup dengan baik,
bahkan untuk mengejar ilmu tanpa biaya sepeser pun. Negara ini, dengan segala
kelebihan dan kekurangannya masih bisa menawarkan kesempatan, unlike some countries.
Jadi
mengapa berkeluh kesah? As much as I hate
some part of the works, I still have a job. As much as I hate being away
(because I just realized how I need to have a constant physical meeting and
interaction), I still have the best boyfriend in the world.
So
yes, this ‘vacant’ time between us, it’s good to know if we’re meant for each
other. If we really need each other.
No comments:
Post a Comment