Tema renungan hari ini : 'Segala sesuatu di bawah langit ada waktunya.'
Saya selalu terhibur dengan sebuah perikop di Kitab Pengkotbah tersebut. Bahwa segala sesuai di bawah langit punya masanya sendiri-sendiri.
Saya selalu jadi anak generasi Y yang seringkali memaksakan kehendak, tidak sabar menginginkan sesuatu. Saya adalah contoh berhasilnya 'direct gratification' dalam mempengaruhi perilaku seseorang.
Keinginan untuk meraih kesuksesan dalam waktu instan, seringkali membutakan kita dalam mengambil keputusan. Keinginan untuk hidup nyaman, dengan keadaan cukup uang, cukup makan, cukup tidur dan cukup teman; tak kadang menjerumuskan kita dalam sebuah hidup yang tak karuan.
Kita menjadi tidak sabar untuk menunggu hasil pekerjaan. Kita melupakan upaya keras orang-orang yang berada di puncak kekuasaan hari ini. Yang kita lihat adalah contoh-contoh kesuksesan instan, tanpa mengabaikan kegagalan yang dilalui seseorang.
Kita kemudian ingin, jika kita berusaha hari ini, kita mendapatkan hasilnya hari ini. Padahal tidak begitu dunia bekerja. Segala sesuatu di bawah langit ada waktunya. Bahwa kita harus melalui proses panjang guna mendapatkan sesuatu yang pantas. Kita perlu bekerja keras dan mati-matian demi meraih kejayaan.
Saat-saat ini adalah saat kita mengalah pada proses. Saat ini adalah saat yang genting untuk bersabar melihat hasil. Saat ini adalah saat yang tepat untuk berkorban. Saat ini adalah saat di mana kita perlu berjuang keras tanpa henti, demi masa depan yang lebih baik.
Belum saatnya kita meneriakkan ketidakadilan. Belum saatnya kita meneriakkan ketidaknyamanan, atau ketidakpuasan. Semuanya akan terbayarkan, asal kita terus berusaha dan tidak kenal lelah. Segala sesuatu di baah langit ada waktunya.
Dan ini adalah waktunya bekerja. Bukan waktu memanen apa yang belum kita tanam dan rawat dengan baik.
No comments:
Post a Comment