Apakah arti kebahagiaan yang sesungguhnya?
***
Sejak
siang aku dan dia meributkan banyak hal, melibatkan emosi mendalam, dan tak
jarang menyertakan makian-makian halus yang intinya menegangkan. Aku
sudah berkali-kali berpikir untuk menghentikan segalanya, begitu juga
dengan dia. Kami sama-sama banyak mempertimbangkan kelayakan hubungan ini untuk
diteruskan.
Hingga
kami pun bertemu secara virtual. Tanpa direncanakan sebelumnya, pertemuan ini membuatku menitikkan
air mata yang beberapa saat kemudian sudah membanjir tanpa sebab. Seperti
biasa, aku begitu sensitif dan melankolis. Tumpah ruah sudah isi hatiku
memenuhi detik-detik percakapan setelahnya.
Hebatnya, tanpa disangka-sangka, dia melemparkan semua keahliannya, membuatku tertawa. Canda menjadi senjata ampuh membangkitkan aku kembali menjadi diriku lagi. Dan dia berhasil. Bukan hanya mengeluarkan tawa yang tersendat tangis, tetapi juga menyentuh hatiku untuk merasakan kebahagiaan yang sederhana, yang apa adanya: kebahagiaan merasakan cinta. Mencintai dan dicintai.
Dia selalu punya cara sendiri membuatku bahagia. Bukan cara-cara yang pernah terlintas di otak. Bukan cara-cara yang dilakukan orang kebanyakan. Cara-cara yang benar-benar aneh. Tapi ampuh. Menenangkan. Dan membuatku jatuh cinta, tiada tertahan.
No comments:
Post a Comment