Hati ini sendu. Barang tentu. Tapi aku harap tidak ada penyesalan.
Karena ini yang memang seharusnya menjadi kenyataan. Bukan bunga-bunga di hari kemarin. Bunga-bunga semu.
Bunga yang muncul karena kekaguman yang membabi buta atas dirimu.
Kamu, yang memang berhasil memecah batinku. Sekaligus jiwa yang selama ini kuanggap kokoh sempurna.
Kamu memang berbeda. Tapi kamu bukan segalanya.
Kamu berhasil buat aku jadi orang yang berbeda, dan itulah kuncinya.
Sudah pasti aku kalut dengan kepergianmu ini. Terlalu tiba-tiba. Tetapi tidak juga.
Biarlah, memang ini yang harus terjadi. Aku memang perlu mengetahui kekuranganku. Tetapi lebih daripada itu, yang terpenting adalah bagaimana bangkit dan memerangi semuanya. Kamu terus memojokkan aku begini dan begitu. Dan cukup lah rasanya.
Kurasa memang aku bukan yang pantas untuk orang sepertimu. Orang yang sibuk dengan urusan negara, dan menganggap hal lain tak berarti. Orang yang sibuk mengagumi wanita lain di kala aku mengusahakan waktuku yang sempit untukmu.
Pedih, tapi biarlah. Pasti ini ada baiknya. Untuk aku, kamu. Untuk kita.
No comments:
Post a Comment