Sobat saya yang satu ini memang unik, kalau tidak bisa dibilang aneh. Memang, siapa saya untuk menghakimi seseorang sebagai aneh? Unik betul, sampai banyak sekali perbedaan pendapat di antara kami. Dari hal kecil hingga besar, pemikiran kami sering bertabrakan. Untungnya tidak banyak terjadi dalam mengerjakan tugas kelompok di Program Studi Hubungan Masyarakat kampus (tidak) tercinta ini, atau mungkin itu disebabkan keengganannya berdebat panjang dengan manusia suka bicara seperti saya ini, terserahlah, itu bukan masalah.
Hari ini memang banyak saya habiskan dengannya, tak seperti hari-hari lain di mana saya banyak menghindar dekat karena dia banyak berurusan dengan dunia orientasi mahasiswa baru itu. Kulihat aktivitas padatnya sepanjang hari ini, yang ingin saya simpulkan dengan satu kata: gila. Saya banyak bekerja keras, dan dia pun sama. Saya sibuk mengajar dan mengumpulkan uang sana-sini, mencari pengalaman dan ilmu, sementara dia sibuk membantu kiri-kanan di banyak organisasi kampus dan himpunan mahasiswa tempatnya berada. Saya acungkan jempol untuk usahanya yang tak kenal lelah itu. Tak habis pikir memang, pikir saya, mengapa orang semacamnya, yang punya banyak potensi mau menghabiskan banyak waktu melakukan kegiatan yang kuanggap super sia-sia itu. Ayolah, membenarkan berbagai perintilan kecil alat publikasi acara komunikasi binaan Yovita Ayu Liwanuru, menempel poster di sepanjang papan komunikasi fakultas ini, meninggalkan makanannya hingga dingin untuk mengurus izin pemasangan media publikasi lainnya. Huh. Lelah aku melihatnya. Mendengarnya saja saya geleng-geleng kepala, apalagi disuruh mengerjakannya. Tak sanggup saya untuk tidak berhenti mengeluh pastinya.
Tapi dia? Mengerjakannya dengan sangat sabar, penuh pemikiran positif, tanpa keluhan. Ada sih beberapa keluhan karena kesulitan yang ditemuinya. Namun, pada akhirnya dia akan berpasrah dan mengerjakan semuanya sendiri. Hebatnya. Aku pasti tak akan mampu jadi dirinya.
Menit-menit yang berlalu oleh obrolan kami membuat saya mengenalnya lebih jauh. Mencoba memahami pemikirannya yang selama ini saya anggap tak terselami. Tapi biarlah, bukankah dalam hidup ini kita harus selalu saling menghargai. Dan saya menghargai usaha dan ketulusannya membantu sesama.
Profisiat, Fany Nasution. Lanjutkan kerja kerasmu! Semangat!
No comments:
Post a Comment