Amanda Dwyniaputeri
Yovita Ayu Liwanuru
Lidya Trilestari Kosasih
Petra Pattiwael
Keempat perempuan inilah yang setia menemani saya sepanjang hari, di teriknya 18 Januari 2011.
Berbincang dan bertamasya serasa dunia milik kami semua.
Tertawa bahagia tanpa menengok hari esok.
Tanpa disadari, ada perjuangan berat untuk mendapatkan itu semua.
Amanda, naik bus transjakarta dari Kuningan sampai Ragunan, selepasnya naik angkutan umum panas dan melelahkan.
Petra, juga naik angkutan umum dari kediaman neneknya, untuk bertemu kami.
Yovita, memutar otak dengan keras untuk dapat mengendarai mobilnya ke daerah tempat aku tinggal, melalui jalan berlika-liku dari Meruya, Jakarta Barat, padahal hari itu dirinya sedang tak enak badan.
Lidya, ditemani sang pacar mengendarai kendaraannya juga ke tempat yang sama, dengan taraf lelah yang sama setelah kerja kelompok di kampusnya di TB Simatupang.
Tak mudah usaha kami semua untuk bisa ada di sana,
namun akhirnya takdirlah yang menyatukan semuanya.
Indahnya hari itu, karena di hari itulah Lidya menumpahkan segalanya. Petuah-petuah kehidupan yang sampai saat itu tidak pernah saya dengar. Selama ini dia penuh dengan canda tawa, jarang sekali serius, apalagi memberi nasehat untuk masalah yang signifikan, no offense.
Tapi hari itu, tak disangka dan tak dinyana, dia benar-benar memberikan petuah. Dia membuat saya sadar akan artinya sahabat. Dia membuat saya sadar betapa indahnya hidup saya, betapa saya harus bersyukur atas semuanya.
Terima kasih Lidya.
Kamu mungkin tak akan tahu betapa saya menyayangi kamu, menghormati kamu, dan menaruh respek yang sangat besar untuk pesanmu di hari itu.
Sekali lagi terima kasih.
Indahnya hari itu, karena di hari itulah juga Petra memberikan beberapa nasehat, untuk menjaga diri saya. Untuk tidak lagi menengok ke belakang. Untuk terus melihat ke depan. Untuk terus berjuang dengan penuh semangat.
Terima kasih Petra.
Saya sangat menghargai nasehatmu itu.
Sekali lagi, terima kasih.
Indahnya hari itu, karena di hari itulah kedua sahabat, Amanda dan Yovita, sudi menginap di rumah saya, dan mengantar saya ke bandar udara keesokan harinya.
Bersama kedua sahabat inilah, saya menghabiskan malam yang begitu indah dan penuh makna. Malam yang tak akan pernah saya lupakan. Karena di malam itulah hati kami bertemu dan mengikat janji, bahwa persahabatan seperti ini adalah persahabatan yang perlu kami jaga selamanya.
Malam yang tak akan pernah saya lupakan. Karena di malam itulah kami membuka diri kami untuk mengakui kesalahan, dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Saling mendukung dan menerima kekurangan satu sama lain, membuat hati saya semakin tenang, karena ternyata di dunia yang kejam ini, saya masih memiliki sahabat-sahabat yang tidak hanya cantik, tetapi juga memiliki hati bagaikan emas.
Terima kasih Amanda dan Yovita, kalian adalah yang terbaik. Saya amat bangga dengan kalian berdua. Terima kasih banyak untuk usaha yang sudah kalian lakukan bagi saya. Saya sangat terharu, sampai-sampai saya tak mampu mendeskripsikan itu semua dengan kata-kata.
Sekali lagi, terima kasih.
Hanya terima kasih yang dapat saya ucapkan saat ini. Saya berutang budi pada kalian semua. Saya mau melakukan yang terbaik dan berubah menjadi lebih baik.
Saya harap kalian semua juga begitu adanya.
No comments:
Post a Comment